“Alang…”
Ayah
dan Alang menginap di rumah Yuda. Iqbal juga menginap di rumah Yuda tapi
ayahnya tidak. Iqbal belum menyelesaikan tugas homeschoolingnya. Dan ibunya
yang akan menjemputnya besok.
Apa
sih sebenarnya homeschooling itu?
Alang
pernah punya teman bernama Dimas. Satu sekolah juga dengannya dulu. Dimas bukan
anak yang pintar. Dimas jarang masuk sekolah dan saat naik kelas tiga, Dimas
tinggal kelas. Saat di kelas empat, Alang tidak melihat Dimas lagi. Teman-teman
mengatakan dia keluar dari sekolah dan memutuskan homeschooling. Sekolahrumah.
“Tidak
heran. Dia kan tidak menggerti pelajaran apapun,” komentar salah satu teman
sekolahnya.
Saat
itu bagi Alang, homeschooling sama saja seperti putus sekolah. Lalu pura-pura
belajar di rumah, membuka pelajaran apa saja yang dia suka. Lalu, sendirian
terus-menerus di rumah, tidak mempunyai teman.
“Iqbal…”
Alang
dan Iqbal satu kamar dengan Yuda. Yuda sudah bangun dari tadi. Saat Ibu Yuda
membangunkan Alang dan Iqbal, bukannya bangun, Alang malah menggulung diri
dalam selimut. Pagi di Belawan jauh lebih dingin daripada pagi di rumah Alang.
“Sedang
pasang surut ni. Ayo bangun. Kita mandi laut,” ucap Yuda.
Iqbal
bangun dengan cepat sementara Alang hanya menjawab, “hmm” dan tetap tidur
dengan selimutnya.
Yuda
benar. Air sedang surut. Dan hal menyenangkannya adalah Paman Zaki akan
mengajarkan mereka berenang. Bukan di kolam renang tapi di laut! Keren sekali,
kan? Meskipun hanya laut di belakang rumah Yuda.
Keluarga
Yuda memasang jaring panjang di belakang rumah mereka sebagai area kolam
renang. Saat pasang sedang naik, jaring itu tidak akan terlihat. Tapi saat
pasang surut, jaring itu akan terlihat. Yang juga sebagai tanda, aman untuk
berenang karena airnya tidak terlalu dalam. Dan dengan peraturan, tidak boleh
berenang keluar dari jaring.
Paman
Zaki sudah lebih dulu turun ke kolam berenang itu. Lalu Yuda langsung melompat.
Kemampuan berenang Yuda sangat baik. Dia sering berlatih berenang di kolam
renangnya ini. Sementara Iqbal turun dengan hati-hati.
Paman
Zaki mengajarkan Iqbal teknik berenang dasar. Awalnya Iqbal merasa itu sulit.
Berenang di laut dan di kolam renang berbeda. Belum lagi ada gelombang laut.
Tapi, Paman Zaki adalah pengajar yang hemat. Dan Iqbal tidak menyerah. Setelah
berlatuh sejam lebih, akhirnya Iqbal bisa berenang dengan bebas.
“Yuda…”
Alang akhirnya bangun juga, “Iqbal,” Yuda berteriak memanggil Yuda dan Iqbal.
“Mereka
di belakang, Lang,” Ayah yang menjawab. Sedang menikmati sarapan paginya.
Hari
minggu yang menyenangkan. Ayah libur kerja dan tidak ada Kak Lintang yang galak
membangunkannya. Alang berjalan malas ke halaman belakang rumah Yuda dan kaget
melihat Yuda dan Iqbal baru saja naik dari laut.
“Wah,
kau lama sekali bangunnya, Lang. Kami baru saja selesai berenang,” sahut Yuda.
Berenang?
Di laut?
“Kenapa
kalian tidak membangunkanku? Aku kan juga mau berenang!” Alang marah-marah
karena tidak diajak berenang.
“Kami
sudah membangunkanku. Kamu saja yang tidak mau bangun,” Iqbal menambahi.
Alang
tambah cemberut. Tidak asyik sekali mereka jadi teman. Harusnya kan mereka
memaksa Alang saja untuk bangun jadi mereka bertiga bisa berenang bersama.
Alang jadi rindu Mak dan Kak Lintang yang selalu rajin membangunkannya.
“Memangnya
Alang tidak akan kesal kalau dibangunkan saat tidur? Alang juga sudah besar,
kan? Harusnya sudah bisa bangun sendiri,” Paman Zaki ikut berkomentar.
Alang
sempurna cemberut.
“Ayo,
sini, turun. Paman ajarkan uitemate.” Paman masih berada di kolam renang.
Uite---apa?
Demi
mendengar nama sekeren itu, Alang lupa dia sedang merajuk. Alang membuka
bajunya dan turun ke laut.
Paman
mengajarkan Alang teknik Uitemate. Teknik mengapung sederhana. Teknik yang juga
sudah diajarkan Paman pada Yuda dan Iqbal. Katanya akan sangat berguna jika
kita terjatuh di laut dan tidak bisa berenang.
Alang
menurut dan mengikuti instruksi Paman.
Caranya
sederhana. Apungkan tubuh seperti sedang tidur terlentang. Kita hanya harus
menangkat dagu tingi-tinggi dan pandangan lurus ke atas agar kita tetap bisa bernapas. Rentangan
tangan dan kaki di bawah permukaan air. Dan selesai. Hanya seserhana itu. Jika
kita menemukan botol kosong, kita dapat menggunakan botol tersebut untuk
didekapkan di atas dada. Kalau kita memakai sepatu, biarkan sepatu tersebut
terpasang karena bisa membantu kita tetap mengapung.
“Nah, mudahkan?” tanya Paman.
Alang mengangguk. Setelah latiahan,
sekarang dia sudah mengapung dengan teknik itu.
“Kalau begitu, ayo, naik. Kita
lanjutkan besok.”
Alang menurut. Alang memungut baju
yang dilepaskannya tadi dan membawanya masuk. Ayah menyuruh Alang membilas
tubuh, mandi dengan air bersih.
Yuda dan Iqbal sudah rapi. Mereka
sudah mandi lebih dulu. Alang sempat melihat Yuda sedang bermain dengan Nissa, adik
perempuannya. Dan Iqbal sedang belajar di ruang tamu. Dia membaca sebuah buku lalu
menulis sesuatu di buku catatannya.
“Ternyata homeschooling belajar
setiap hari,” pikir Alang. “Membosankan sekali. Padahal ini hari minggu.”
Alang membiarkan Iqbal asyik dengan
belajarnya. Dia melangkah ke kamar mandi dengan santai. Mandi dengan bersih
sambil menyanyi. Menyenangkan bisa belajar berenang bersama Paman Zaki. Tapi
diam-diam dia bertekad, kalau besok dia akan bangun sendiri. Tidak perlu
dibangunkan lagi. Kan tidak asyik kalau kesiangan dan ketinggalan acara berenang bersama Alang dan Yuda lagi.
***
Cerita sebelumnya: Monyet yang Bersedih. Cerita selanjutnya: Bercerita Bersama
Daftar isi keseluruhan cerita:
Daftar isi keseluruhan cerita:
No comments:
Post a Comment