Saya suka membaca buku. Begitu juga dengan kamu. Tentu saja, kita tahu
bahwa membaca mempunyai banyak sekali manfaat. Membaca membantu saya mengenal
banyak, memahami lebih dari sekedar permukaan dan menjadi seseorang yang lebih
baik. Tapi, mari duduk dengan saya sebentar. Kamu percaya jika saya katakan bahwa masih ada anak kelas
5 SD yang tidak bisa membaca? Entahlah bagaimana bisa dia naik kelas. Saya
tidak ingin berdebat dalam hal ini. Tapi, fakta adalah fakta, sekeras apapun
kita menolaknya.
Saya pernah menulis cerita tentang anak-anak di
sekolah umum dan temannya yang memilih homeschooling. Keduanya baik. Keduanya
menyenangkan. Saya pro ke sistem pendidikan apapun selama tujuannya mendidik
dan dengan cara terdidik. Tapi, ketika melihat melihat si adik yang belum bisa
membaca tersebut, saya terpikir pada beberapa hal. “Tari, ada anak kelas 5 yang
belum bisa membaca, juga ada anak yang putus sekolah, dan ada anak banyak
sekali anak yang tidak pernah membaca apapun selain buku sekolah mereka.
Bagaimana kau tahu jika mereka tidak suka membaca tidak sesungguhnya mereka
hanya tidak mempunyai variasi buku untuk dibaca?”
Sebut saja kalau saya sedang kumat saat itu. Dengan modal seadanya, saya
membangun sebuah taman baca a.k.a perpustakaan mini (banget), mengajar
anak-anak tersebut membaca, berhitung dan beberapa life-skill. Saya lebih suka
menyebutnya investasi. Sebab, memang begitulah sebenarnya, generasi yang
menjadikan buku sebagai temannya, semoga menjadi generasi yang berbudi
pengerti, berwawasan dan menjadikan negeri ini lebih baik. Investasi kecil untuk masa depan negeri.
Kotak Baca |
Bagaimana cara saya mengajar? Ini salah satunya. Saya menyebutnya kotak baca. Kenapa kotak baca? Karena, sepotong kata-kata ini
saya masukkan dalam kotak :)
Saya menggunakan ini untuk pembaca tahap awal. Saya
pernah memakai buku untuk pembaca tahap ini tapi banyak yang kebingungan
bagaimana kata yang memiliki awalan dan akhiran. Jadi saya memilih kata-kata
dasar yang sederhana sebagai pelajaran membaca ini.
Cara membuatnya mudah. Saya menggunting kardus bekas sebagai isian supaya kelihatan tebal, lalu membungkusnya dengan kertas origami aneka warna, lem pinggirannya dan tuliskan kata-katanya.
Nah, ini edisi kotak bacanya. Setelah saya membuat kertas baca ini, mereka semua jadi lebih semangat. Lagipula, saya juga memaksa, “Yang gak mau baca, gak Kakak kasih PR.” Herannya, mereka malah senang sama yang namanya tugas dan PR.
Setidaknya, dengan kosa kata yang lebih mudah, mereka jadi lebih terbiasa membaca. Pase ini adalah fase menyiapkan mereka untuk mengenal huruf sebelum mereka terbiasa membaca buku sendiri. Saya juga menyediakan banyak buku anak-anak bergambar untuk mereka yang sudah bisa membaca. Selain gambarnya banyak, kosakatanya juga lebih ringan.
Para penghuni awal taman baca. Semoga jumlahnya terus bertambah. Semoga mereka tumbuh menjadi generasi emas Indonesia. |