Saya menyukai dunia tulisan. Banyak yang mengatakan
bahwa ide biasanya datang di waktu nyaman seorang penulis. Untuk saya sendiri,
waktu nyaman itu biasanya adalah malam hari. Saat suasana hening dan tubuh
harusnya berlibur ke pulau kapuk. Penelitian menyebutkan bahwa tidur membantu
fungsi kerja otak untuk mengolah informasi dan ingatan akan apa yang kita
alami. Tapi, ajaibnya, otak saya masih terus berpikir di jam kritikal itu.
Pikiran saya mulai menyambung dan mengaitkan banyak hal.
Tapi, eh, tapi, kegiatan favorit saya tetap pada menonton
video untuk mempelajari bahasa baru. Bahasa hatimu misalnya, boleh?
Apa yang saya lakukan
untuk hidup? Bernapas dan makan pastinya. Tapi, sebagai seorang penulis (boleh
ya ngaku penulis), ketika saya memikirkan banyak hal, saya juga mengambil jatah
saya untuk menjadi egois dan memikirkan diri sendiri.
Mari mulai dengan pertanyaan
dasar: Apa saya menyukai apa yang saya lakukan?
Cara sederhana untuk
mewarnai hidup:
1. Berbahagialah:
Me Time is harus.
Setelah menjadi makhluk nocturnal, bisa
bermalas-malasan di pagi hari adalah berkah. Me Time favorit saya adalah
berjemur menikmati vitamin D gratis dari alam. Kulit sawo (ke)matang(an) bukan
masalah. Having me time is always a treasure. It is my golden moment to talk to
myself about me and what I love. To think further ahead. Untuk mengasah hobi
dan passion saya. Juga untuk menjelajah dan bermalas-malasan.
Sehat berasal dari hati yang bahagia dan mempunyai hobi
dan passion membuat kamu lebih mudah untuk merasa bahagia. Nah, apa kamu
bahagia? Coba tanya diri kamu sendiri, apa hobi kamu, apa passion kamu. Jangan-jangan
kamu gak punya waktu untuk menyalurkan hobi atau parahnya gak punya hobi? Mari
sini, saya sediakan tisu. Jika kamu menyediakan beberapa lembar rupiah untuk
membeli tisunya, saya bonusin permen.
2. Berbagilah
Saya suka menulis. Bagi
saya ada banyak hal yang bisa saya tuliskan. Semoga satu-dua tulisan yang saya
hasilkan membawa kebaikan untuk orang lain. Saya suka menggambar, biasanya
hasil gambar saya bisa membuat orang lain bahagia. Saat saya mengambar seorang
putri kerajaan, putri tersebut akan menjelma menjadi makhluk abstrak
yang…abstrak. Lalu orang yang melihatnya akan tertawa bahagia, setengah bangga
dan setengah kasihan pada saya, “Ternyata ada yang mengambar lebih buruk dari
saya,” mereka akan berpikir seperti itu.
Kadang saya juga mengajar,
someone says that teaching is another process of learning. Lalu, saya
mendongeng. Seru saja, curhat ama kawan, kesal bareng melihat minat baca
masyarakat kita yang rendah, tapi kita gerak bareng. Bawa koleksi buku kita,
terus gelar lapak baca di tempat umum. Sesekali sih tapi rasanya bahagia ada
yang singgah. Bahagiaaa bangettt. Apalagi pas ada adik kecil lucu yang
balik-balik buku bergambar tapi pas ditanya apa dia sudah bisa membaca, dia
hanya menggeleng.
Dik, mari kakak
dongengkan, “Pada suatu hari-” Cut! Klasik sekali pembukaan cerita semacam itu.
Mari kita ulang.
“Di sebuah negeri bernama
Indonesia, ada banyak putri cantik yang mandiri. Juga ada banyak pengeran
tampan yang cerdas. Kau tahu dimana Indonesia? Itu adalah negeri yang indah. Di
negeri itu, para pangeran dan putri saling membantu satu sama lain. Mereka baik
hati dan tidak sombong. Mereka biasanya menghabiskan waktu luang untuk membaca
buku.” Lalu jedah sejenak, dan lihatlah si adik manis tadi.
“Apa kau suka membaca buku? Apa kau tinggal di
Indonesia? Kalau begitu, kau adalah salah satu putri/pangeran yang cerdas dan
mandiri itu.”
3. Lakukan Hal Baru
Ketika saya menjelaskan pada orang lain apa yang saya
lakukan malam hari, orang akan bertanya pertanyaan penuh perhatian ini, “Kemana
saja kamu di siang hari?” Maksudnya sih dia nanya kenapa saya tidak melakukan
kegiatan itu di siang hari.
“Gak tau… Rasanya saya beraktifitas seperti manusia
normal lainnya.”
Normalnya, pagi sampai
sore adalah jam kerja seseorang. Dan, never ending pathetic circle itu bernama
rutinitas. Apa gak bosan melakukan hal yang sama setiap hari? Apa yang baru di
hidup saya? Apa yang orang ingat saat mendengar nama saya? Beberapa pertanyaan sederhana
itu akan sangat menyebalkan saat kita tidak mempunyai jawabannya. Kapan
terakhir kali kamu melakukan hal baru? Saya akan terus menanyakan pertanyaan
ini pada diri saya sendiri. Live your life, guys. Mencoba hal baru akan
meningkatan hormone tertentu yang menciptakan kebahagian. Hormon apa? Ayo lakukan
hal baru, membaca sebelum bertanya misalnya. Being curious is wonderful thing.
4.Menyanyi
Ini adalah cara paling mudah, murah dan praktis.
Bisa dipraktekkan dimana saja. Menyanyi membuat seseorang merasa lebih lega,
mengurangi tekanan dan stress. Tapi, jika sesuai syarat dan ketentuan berlaku
versi saya, menyanyi itu ajaib untuk mengurangi masalah saya secara mental.
Baca baik-baik fakta ini: Menyanyilah. Kau akan tahu bahwa masalahmu tidak
lebih buruk dari suaramu.
5. Beli atau pinjam crayon
warna dan warnai setiap kata “bahagia” yang kamu temukan.
Kalau kamu menyerngitkan dahi dan berpikir saran
ini gak masuk akal, silahkan merujuk ulang dari poin 1. Do what you love. Do something you never do. Tertawalah. Berempati
lebih. Kamu tidak akan pernah melihat warna lain jika kamu menutup mata (hati)
kamu. Berbahagia dan tertawalah sebelum kotak tertawa kamu rusak.
Berbahagilah ketika kamu bisa berbagi dengan orang
lain, menginvestasikan waktumu untuk berbagi kebahagian, semangat dan
optimisme. Kebahagian itu menular. Menyenangkan untuk pergi menjelajah, going
to extra mile katanya. Apa yang akan kamu temukan di sana? Pemahaman baru. Dirimu
sendiri.
Suka banget ama artikel ini. Jarang ada yang bahas cara bahagia dengan sederhana. Lucu.
ReplyDeleteSaya paling suka cara berbahagia dengan bernyanyi, Kak :) Khusus saya ya...
ReplyDelete