Saturday, April 28, 2018

Arus Kosa

Setiap ikan wajib memilih satu hari sebagai hari kerja bakti untuk memungut sampah yang keluar dari arus kosa. Kau tahu arus kosa? Arus kosa adalah arus yang membawa sampah plastik, kaleng dan sampah lainnya yang mencemari laut. Arus kosa biasanya membawa sampah itu ke palung terdalam dimana tak seekor ikan pun hidup. Tapi, sampah-sampah itu sering keluar dari arus dan terdampar di karang-karang, rumah para ikan.
Raja sering menerangkan fungsi kerja bakti tersebut. Berdasarkan informasi dari raja, manusia suka membuang sampah sembarangan dan membuat laut tercemar. Jika laut tidak dibersihkan, akan banyak ikan yang keracunan dan mati. Jumlah sampah yang terus bertambah juga sangat membahayakan.


“Kai,” teriak Gabu. Hari itu adalah hari kerja bakti Gabu dan Kai. Mereka bertugas untuk memungut sampah yang keluar dari arus kosa.
“Kita bermain saja. Lebih asyik ni,” sahut Kai. Kai tidak mau ikut bekerja. Dia berenang berputar-putar di sekitar arus kosa. Pasti menyenangkan sekali bisa berenang mengikuti arus ini, pikirnya.
“Tapi kita bisa bermain lagi setelah menyelesaikan tugas ini, Kai,” pujuk Gabu.
“Duh, kerja hari ini pasti akan banyak melelahkan sekali. Lihatlah, ada lagi sampah yang keluar dari arus kosa!” protes Kai, “Bagaimana kalau kita bertanding saja? Aku akan membersihkan karang kalau kamu bisa menang melawanku,” tantang Kai.
“Tidak, Kai,” Gabu menggeleng, memungut sampah yang keluar dari arus kosa dan meletakkannya dalam tas sampahnya.
“Kita lomba berenang di arus kosa,” Kai mengemukakan idenya. “Kalau kau menang, aku janji akan rajin kerja bakti.”
Gabu menggeleng lagi. Selain tidak suka taruhan, Gabu tahu Kai adalah perenang yang hebat. Dan juga keras kepala....
“Ayo, cepat,” panggil Kai. Kai sudah berada di depan arus kosa dan masuk ke dalam arus itu. “Siapa yang berhasil melewati arus ini adalah pemenangnya,” terang Kai.
“Kai!” teriak Gabu.
Terlambat. Kai sudah masuk ke dalam arus kosa.
“Kai! Ayo, keluar dari arus kosa!”
Tentu Kai tidak bisa mendengar Kabu lagi. Arus itu deras sekali. Siapapun yang berada di dalam arus tidak akan bisa mendengar suara apapun di luar arus itu.
“Kai!” Gabu akhirnya masuk ke arus kosa juga untuk memanggil Kai.
Wuish! Arus Kosa dashyat sekali. Kai sempat hanyut terbawa arus. Kai harus berusaha keras agar tidak terbawa arus dan menghindari sampah sekaligus.
“Kai,” teriak Gabu.
Lihatlah Kai yang berada jauh di depan Gabu. Kai memang perenang yang hebat tapi dia tidak teliti. Saat berenang, dia tersangkut di dalam sampah plastik dan hanyut terbawa arus.
“Kai,” Gabu berenang sekuat tenaga. Saat Gabu berhasil menyusul Kai, Gabu menolongnya keluar dari plastik itu.
“Terimakasih, Gabu,” ucap Kai dengan napas tersenggal saat mereka berhasil keluar dari arus kosa. “Sampah memang berbahaya ya!” ucap Kai ketika melihat sampah yang hanyut di arus kosa. Dia juga teringat kisah yang sering diceritakan para ikan akhir-akhir ini. Kisah Pak Pari yang masih harus dirawat di rumah sakit setelah sebuah kaleng yang keluar dari arus kosa terdampar di rumahnya. Sedihnya, kaleng itu menyebarkan racun yang berbahaya bagi ikan.
***
Kerja bakti mereka akhirnya selesai. Kai menepati janjinya untuk membersihkan karang. Tapi, duh Kai, dia masih saja bermain di sekitar arus kosa. “Hei, Gabu,” panggil Kai lagi. Dia melihat sebuah papan hanyut yang baru saja keluar dari arus kosa.
“Sampah lagi?” tanya Gabu.
Sampah? Aha! Kai mendapat ide.
Kai mengambil papan hanyut itu dan mendekati arus kosa lagi, “Lihat…” ucap Kai. Dia berselancar di atas arus kosa dengan papan itu. “Ternyata masih bisa dimanfaatkan,” teriak Kai senang.
Gabu mulai tertarik. Dia meletakkan sampah yang sudah mereka kumpulkan di tempat pembuangan sampah para ikan dan mulai mencari papan hanyut juga. Saat menemukan papan itu, Gabu ikut berselancar dan melihat seberapa jauh arus kosa mengalir. Coba tebak apa yang dia pikirkan, jika palung terdalam itu juga sudah penuh dengan sampah, kemana lagi sampah di arus kosa akan mengalir?

No comments:

Post a Comment