Ada yang suka tersenyum? Cikaku, Liara, dan Fofota juga
suka tersenyum. Ada banyak hal yang bisa membuat mereka tersenyum. Tapi ada
sesuatu yang berbeda disini. Kau pernah mendengar tentang Peri Pencuri Senyum?
Begitu orang-orang memanggilnya. Tidak ada seorang pun yang mau bermain
dengannya. Orang-orang mengatakan jika kau mengganggunya, Peri
itu akan mencuri senyummu.
“Lihat,”
ucap Fofota melihat seorang peri kecil duduk di bawah sebuah sendirian. Peri
itu tampak murung. Kenapa ya? Kasihan dia, aku akan mengajaknya bermain, pikir
Fofota lalu berjalan mendekati peri itu.
“Fofota!” panggil Cikaku, “Dia adalah Peri Pencuri
Senyum. Jika kau menegurnya, senyummu akan menghilang,” ucap Cikaku.
“Aku…” rupanya Peri Pencuri mendengar pembicaraan mereka,
“Apa kalian mau bermain denganku?” tanyanya. Wajahnya masih tampak murung.
“Tidak,” jawab Cikaku lalu menarik tangan Fofota dan meninggalkan
Peri itu. Belum jauh mereka berjalan, tiba-tiba wajah Cikaku berubah menjadi
murung dan dia tidak bisa tersenyum lagi. “Peri Pencuri Senyum sudah mencuri
senyumku,” tangis Cikaku saat menyadarinya.
Fofota dan Liara mencoba menghibur Cikaku. Mereka
mengajak Cikaku
berkeliling taman. Ada bunga-bunga aneka warna yang sedang mekar, ada kucing
kecil yang sedang mengibas-ngibaskan ekornya, ada juga burung yang sedang
mengumpulkan ranting pohon untuk membuat sarangnya. Ada banyak hal indah yang
dapat dilihat di sebuah taman.
“Lihat, diatas pohon itu ada sarang burung,” tunjuk Liara
berusaha membuat Cikaku ceria lagi.
“Itu
sarang yang indah tapi aku tidak bisa tersenyum lagi, Liara”
jawab Cikaku putus asa.
“Aku akan meminta senyummu lagi pada Peri Pencuri Senyum
itu,” ucap Liara. Ciara lalu pergi meninggalkan Cikaku dan Fofota dan
mencari Peri Pencuri Senyum.
Rupanya Peri itu masih duduk di bawah pohon yang sama.
Melihat Peri itu, Liara langsung marah-marah padanya, “Kenapa kau mencuri
senyum temanku? Cepat kembalikan senyum Cikaku. Kau, Peri Pencuri Senyum, tidak
ada yang mau bermain denganmu. Kembalikan senyum Cikaku,” teriak Liara
marah-marah.
Peri Pencuri Senyum tidak menjawab apapun. Dia hanya
langsung mencuri senyum Liara. “Sekarang kau juga tidak bisa tersenyum lagi,”
ucapnya kemudian.
“Argh! Senyumku!” teriak Liara dan lari ketakutan.
Peri Pencuri Senyum duduk sendirian lagi. Wajahnya masih
tampak murung. Kenapa semua orang marah-marah padaku? Kenapa tidak ada yang mau
bermain denganku? tanya Peri Pencuri Senyum bingung. Jika saja ada orang yang
memberitahunya… Ah, Peri Pencuri Senyum tak punya teman untuk bercerita. Dia
tak punya teman seorang pun.
“Asyik sekali jika aku juga mempunyai teman,” ucap Peri
Pencuri Senyum menangis.
Saat menangis seperti itu, Fofota berjalan mendekati Peri Pencuri
Senyum dan duduk di samping Peri itu. Fofota hanya duduk diam dengan wajah
murung.
“Aku tidak mencuri senyumku. Lalu, kenapa kau tidak
tersenyum?” tanya Peri Pencuri Senyum heran.
“Teman-temanku, Cikaku dan Liara, tidak bisa tersenyum
lagi. Sekarang mereka selalu terlihat sedih. Aku juga menjadi sedih melihatnya.
Kenapa kau mencuri senyum mereka?” tanya Fofota.
“Aku juga sedang bersedih. Aku tidak mempunyai teman satu
pun. Aku…” Peri Pencuri Senyum menangis lagi, “Aku mencuri senyum mereka agar
aku dapat tersenyum juga,” jawabnya.
“Ternyata begitu. Kalau begitu, aku mau jadi temanmu. Tapi apakah kau
bisa mengembalikan senyum mereka, Peri?” tanya Fofota.
“Benarkah kau mau menjadi temanku?” tanya Peri Pencuri
Senyum.
Fofota mengangguk. Fofota dan Peri Pencuri Senyum pun
menemui Cikaku dan Liara tapi Cikaku dan Liara menjadi ketakutan saat melihat Peri
Pencuri Senyum. Peri Pencuri Senyum juga terlihat ketakutan saat melihat Cikaku
dan Liara. Tapi, Fofota justru tersenyum. Fofota lalu menjelaskan alasan kenapa
Peri Pencuri Senyum mencuri senyum mereka.
“Maafkan aku…” ucap Peri Pencuri Senyum lalu
mengembalikan senyum Cikaku dan Liara.
Cikaku dan Liara tersenyum bahagia.
“Aku bisa tersenyum lagi,” ucap Cikaku senang.
“Maafkan kami, Peri Pencuri Senyum. Jika kau mau, kau
boleh bermain bersama kami,” ucap Liara menyesal karena sudah marah-marah.
“Namaku Cayari,” ucap Peri itu dan tersenyum.
Ternyata Peri Pencuri Senyum itu juga mempunyai nama.
Cayari. Cantik kan namanya? Senyum
Cayari juga ternyata sangat cantik. Sejak berteman dengan Fofota, Cikaku dan
Liara, Cayari tidak pernah terlihat murung lagi. Cayari sudah mempunyai teman. Dia juga tidak
pernah mencuri senyum siapapun lagi.
Sekarang, jika kau bertanya masih adakah Peri Pencuri
Senyum maka jawabannya tidak ada. Sebab, orang-orang mengenal Cayari sebagai
Peri yang Selalu Tersenyum.
Note: Cerita ini pernah dimuat di Kompas.