Ada banyak sekali hal yang ingin kita lakukan tapi tak pernah kita realisasikan. Selalu saja ada alasan untuk mengatakan tidak pada keinginan tersebut. Kita ingin menjelajah jauh tapi uangnya gak ada. Kita mau menulis sebuah buku tapi gak ada waktu, gak ada ide pula. Kita ingin memasak makanan enak tapi ya ampun, apapun yang kita masak pasti gak bakalan enak. Si kata tapi selalu hadir. Kita? Mungkin hanya saya saja---dan beberapa orang di luar sana. Selalu ada tapi. Apa yang sebenarnya membatasi kita? Ketidakjelasan keinginan. Kata tapi tidak akan berfungsi jika kita benar-benar menginginkan sesuatu. Konsistensi yang kita punya yang membedakan.
Saat seseorang yang saya kenal ingin belajar bahasa baru, meski rumahnya jauh dari akses pendidikan untuk mempelajari bahasa tersebut, dia tetap belajar, ada akses internet untuk melihat video panduan ini dan itu. Setelah satu tahun pertama, dia mulai bisa membaca novel anak dalam bahasa yang dipelajarinya. Sedangkan saya yang terus mengeluarkan banyak alasan untuk mengelak masih di langkah yang sama: Stuck sebelum memulai.
Saat seseorang yang saya kenal ingin belajar bahasa baru, meski rumahnya jauh dari akses pendidikan untuk mempelajari bahasa tersebut, dia tetap belajar, ada akses internet untuk melihat video panduan ini dan itu. Setelah satu tahun pertama, dia mulai bisa membaca novel anak dalam bahasa yang dipelajarinya. Sedangkan saya yang terus mengeluarkan banyak alasan untuk mengelak masih di langkah yang sama: Stuck sebelum memulai.
Jika kita ingin mempelajari sesuatu yang baru, ada
banyak sekali guru "online" di era saat ini dimana informasi bisa
diakses dan terbuka seluasnya. Jika kita ingin bertualangan jauh, ada banyak
teman bertualangan dan bersedia berbagi saran dan pengalaman mereka. Tidak
perlu takut tersesat, ada teman dimanapun selama kita berani mengatakan hai
dengan wajah tulus.
Apa keinginanmu yang belum terealisasi? Langkah pertama adalah memulai.
Mulailah lebih dahulu. Untuk apa kita takut
saat memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya jika langkah pertama saja
tidak pernah diambil? Tidak ada kejadian kedua jika tidak ada kejadian pertama.
Memusingkan apa yang akan terjadi tidak akan mengubah apapun. First step does
matter.
Konsistensi dibutuhkan untuk mereaalisasikan mimpi.
Saat langkah pertama diambil, kita harus konsisten berjalan. Terus bergerak, mungkin jalannya berbatu dan melukai kaki, mungkin jalannya mulus sekali. Mulailah dan alami sendiri. Orang yang berhenti di tengah jalan tidak akan pernah sampai ke tujuan.
Kita ingin menjelajah jauh tapi uangnya gak
ada maka mulailah menabung. Kita mau menulis sebuah buku tapi gak ada waktu,
gak ada ide pula? Lihatlah sekeliling dengan kaca mata baru, perspektif baru
dan tulislah. Satu paragraf perhari akan menjadi buku tebal pada akhirnya. Kita
ingin memasak makanan enak tapi ya ampun, apapun yang kita masak pasti gak
bakalan enak? Coba lagi. Ubah cara memasak dan bumbunya kalau perlu. Tambahkan
sentuhan khas yang kita miliki berupa ketekunan untuk mengolah bahan mentah
menjadi makanan lezat. Selamat mencoba. First step does matter.
No comments:
Post a Comment