Thursday, December 7, 2017

Tangkap Hantunya, Rayga!


Rayga suka menonton film. Malam ini Rayga dan Mama menonton film hantu yang ditayangkan di Tv. Di film, sesosok hantu menyeramkan digambarkan sedang mengejar seorang anak yang sedang berjalan di bawah pohon. Hantunya amat menakutkan. Rayga menutup matanya sesekali. Melihat Rayga ketakutan, Mama menyuruhnya untuk tidur. Rayga pun menurut. Sebelum tidur Rayga selalu mencuci tangan dan kakinya. Kata mama, menjaga kesebersihan itu penting.
Ragya pun tertidur. Dalam mimpinya, Rayga sedang berjalan di halaman rumahnya. Tiba-tiba sesosok bayangan menyeramkan berada di belakangnya. Rayga melihat sosok itu, tinggi, tegap, mengenakan pakaian hitam dan wajah hitam penuh luka. Sosok itu mengejar Rayga. 


Rayga berlari dan ketakutan. Rayga berlari dengan sangat kencang berusaha menyelamatkan diri dari tangkapan sosok tersebut. Bahkan Rayga pun tak percaya dia bisa berlari secepat itu. Tetapi Rayga berhasil tertangkap. Rayga menjerit dan terbangun dari tidurnya. “Arghhhhhh!” teriaknya.
Mama terbangun mendengar teriakan Rayga. Rayga melihat Mama dan memeluk Rayga. “Ma, Rayga takut. Tadi Rayga mimpi dikejar hantu. Hantunya seram, Ma. Rayga tidur sama mama ya. Rayga takut tidur sendiri. Nanti Rayga di tangkap hantu. Ya, Ma, ya?” pinta Rayga. Mama pun tersenyum dan mengiyakan. Rayga dan Mama menuju kamar Mama untuk tidur kembali.
Paginya, Mama membangunkan Rayga. “Rayga, bangun sayang. Sudah pagi sayang,” Mama membangunkan Rayga lembut. Tetapi Rayga selalu enggan meninggalkan tempat tidurnya. “Ayo dong, Rayga. Bangun gih sayang. Sudah pagi loh. Jangan lupa mandi. Mama sudah menyiapkan sarapan.”
Rayga pun meninggalkan tempat tidurnya, mandi dan sarapan.
“Tadi malam mimpi apa Rayga?” tanya Mama.
“Tadi malam Rayga mimpi dikejarhantu, Ma,” jawab Rayga.
“Tadi malam lupa gak cuci kaki?” tanya Mama lagi.
“Rayga sudah cuci kaki, Ma. Rayga cuci kaki dan tangan sebelum tidur. Rayga juga sudah berdoa sebelum tidur.”
“Berari karena tadi malam karena nonton film hantu ya?” selidik Mama.
Rayga mengangguk. Sepertinya begitu. Hantu dalam mimpinya terlihat mirip dengan hantu yang ditontonnya.
“Setelah sarapan, kita belajar menggambar ya,” ajak Mama lembut.
Setelah sarapan, Rayga dan Mama duduk di ruang tamu. “Coba Rayga gambar hantu yang mengejar Rayga di mimpi Rayga,” kata Mama sambil memberikan buku gambar Rayga dan pensil. Rayga mulai menggambar sosok yang mengejarnya.
Mama tersenyum melihat gambar Rayga. “Masih takut sama hantu?” tanya Mama.
“Masih, Ma,” jawab Rayga singkat.
“Rayga suka gambar lucu-lucu? Coba gambar gambar-gambar lucu yang Rayga suka,” saran Mama. Rayga pun menggambar gambar lucu yang Rayga sukai. “Wah, gambarnya lucu-lucu ya,” puji Mama, “Sekarang Rayga gambar hantu yang mengejar Rayga pakai baju dan aksesoris yang lucu. Buat selucu gambar-gambar ini ya,” Mama tersenyum ramah.
Rayga kembali menggambar sosok yang mengejarnya dengan pakaian berwarna cerah dan hiasan ulat bulu berwarna merah di bajunya. Sosok itupun sekarang terlihat lucu. Tidak menyeramkan lagi.
“Lucu ya,” kata Mama melihat gambar Rayga. Rayga pun tersenyum gembira melihat hantu lucu tersebut. Rayga mengambar sosok hantu lucu tersebut lagi dan lagi dan lagi.
Hari pun berlalu dan malam kembali menyapa. “Rayga, kamu nonton apa, Sayang?” tanya Mama melihat Rayga menonton Tivi.
“Rayga nonton film kartun, Ma,” jawab Rayga. “Masih takut gak nonton film hantu?” tanya Mama menyakinkan.
Rayga pun menggeleng “Hantunya kan lucu, Ma”.
Mama dan Rayga pun menonton film bersama. Melihat Rayga mulai menguap, Mama menyuruh Rayga untuk tidur. “Rayga sudah ngantuk kan? Tidur di kamar saja ya, Ga,” saran Mama. “Jangan lupa cuci kaki dan tangan. Jangan lupa baca doa sebelum tidur ya,” Rayga mencuci tangan dan kaki nya lalu masuk ke kamarnya.
Mama mengikuti Rayga ke kamarnya. “Lampunya Mama matikan gak?” tanya Mama.
“Matikan saja Ma. Rayga gak takut hantu lagi,” sahut Rayga sebelum tertidur. Mama mematikan lampu dan menutup pintu kamar Rayga, membiarkan Rayga terlelap dalam mimpinya.
            Lagi, Rayga bermimpi hal yang sama. Rayga merasa aneh. Raya merasa diperhatikan. Benar, rupanya hantu itu kembali! Mata Rayga dan mata hantu tersebut beradu pandang. Rayga terdiam kehilangan suara. Hantu itu masih tinggi, tinggi, tegap, dengan bayangan hitamnya. Tadi ada sesuatu yang berbeda. Kali ini hidung hantu tersebut berwarna merah dan memakai baju lucu. Rayga tertawa. Hantu itu melihat tubuhnya dan menjerit “Arghhh!”. Hantu itu pun berlari.
Rayga mengejarnya. “Jangan lari. Kamu lucu. Aku akan menangkapmu dan menunjukkanmu pada Mama,” teriak Rayga. Tapi sosok tersebut menghilang dalam tawa Rayga. Rayga mulai mengigaukan sosok tersebut, “Hantu yang lucu!” Rayga tertidur lelap dalam petualangan mengejar hantu lucu.

No comments:

Post a Comment