Rayga
suka menonton film. Malam ini Rayga dan Mama menonton film hantu yang
ditayangkan di Tv. Di film, sesosok hantu menyeramkan digambarkan sedang
mengejar seorang anak yang sedang berjalan di bawah pohon. Hantunya amat
menakutkan. Rayga menutup matanya sesekali. Melihat Rayga ketakutan, Mama
menyuruhnya untuk tidur. Rayga pun menurut. Sebelum tidur Rayga selalu mencuci
tangan dan kakinya. Kata mama, menjaga kesebersihan itu penting.
Ragya
pun tertidur. Dalam mimpinya, Rayga sedang berjalan di halaman rumahnya.
Tiba-tiba sesosok bayangan menyeramkan berada di belakangnya. Rayga melihat
sosok itu, tinggi, tegap, mengenakan pakaian hitam dan wajah hitam penuh luka.
Sosok itu mengejar Rayga.
Rayga berlari dan ketakutan. Rayga berlari dengan sangat kencang berusaha menyelamatkan diri dari tangkapan sosok tersebut. Bahkan Rayga pun tak percaya dia bisa berlari secepat itu. Tetapi Rayga berhasil tertangkap. Rayga menjerit dan terbangun dari tidurnya. “Arghhhhhh!” teriaknya.
Mama terbangun mendengar teriakan Rayga. Rayga melihat Mama dan memeluk Rayga. “Ma, Rayga takut. Tadi Rayga mimpi dikejar hantu. Hantunya seram, Ma. Rayga tidur sama mama ya. Rayga takut tidur sendiri. Nanti Rayga di tangkap hantu. Ya, Ma, ya?” pinta Rayga. Mama pun tersenyum dan mengiyakan. Rayga dan Mama menuju kamar Mama untuk tidur kembali.
Rayga berlari dan ketakutan. Rayga berlari dengan sangat kencang berusaha menyelamatkan diri dari tangkapan sosok tersebut. Bahkan Rayga pun tak percaya dia bisa berlari secepat itu. Tetapi Rayga berhasil tertangkap. Rayga menjerit dan terbangun dari tidurnya. “Arghhhhhh!” teriaknya.
Mama terbangun mendengar teriakan Rayga. Rayga melihat Mama dan memeluk Rayga. “Ma, Rayga takut. Tadi Rayga mimpi dikejar hantu. Hantunya seram, Ma. Rayga tidur sama mama ya. Rayga takut tidur sendiri. Nanti Rayga di tangkap hantu. Ya, Ma, ya?” pinta Rayga. Mama pun tersenyum dan mengiyakan. Rayga dan Mama menuju kamar Mama untuk tidur kembali.
Paginya,
Mama membangunkan Rayga. “Rayga, bangun sayang. Sudah pagi sayang,” Mama
membangunkan Rayga lembut. Tetapi Rayga selalu enggan meninggalkan tempat
tidurnya. “Ayo dong, Rayga. Bangun gih sayang.
Sudah pagi loh. Jangan lupa mandi. Mama sudah menyiapkan sarapan.”
Rayga
pun meninggalkan tempat tidurnya, mandi dan sarapan.
“Tadi
malam mimpi apa Rayga?” tanya Mama.
“Tadi
malam Rayga mimpi dikejarhantu, Ma,” jawab Rayga.
“Tadi
malam lupa gak cuci kaki?” tanya Mama lagi.
“Rayga
sudah cuci kaki, Ma. Rayga cuci kaki dan tangan sebelum tidur. Rayga juga sudah
berdoa sebelum tidur.”
“Berari
karena tadi malam karena nonton film hantu ya?” selidik Mama.
Rayga
mengangguk. Sepertinya begitu. Hantu dalam mimpinya terlihat mirip dengan hantu
yang ditontonnya.
“Setelah
sarapan, kita belajar menggambar ya,” ajak Mama lembut.
Setelah
sarapan, Rayga dan Mama duduk di ruang tamu. “Coba Rayga gambar hantu yang mengejar
Rayga di mimpi Rayga,” kata Mama sambil memberikan buku gambar Rayga dan
pensil. Rayga mulai menggambar sosok yang mengejarnya.
Mama
tersenyum melihat gambar Rayga. “Masih takut sama hantu?” tanya Mama.
“Masih,
Ma,” jawab Rayga singkat.
“Rayga
suka gambar lucu-lucu? Coba gambar gambar-gambar lucu yang Rayga suka,” saran
Mama. Rayga pun menggambar gambar lucu yang Rayga sukai. “Wah, gambarnya
lucu-lucu ya,” puji Mama, “Sekarang Rayga gambar hantu yang mengejar Rayga
pakai baju dan aksesoris yang lucu. Buat selucu gambar-gambar ini ya,” Mama
tersenyum ramah.
Rayga
kembali menggambar sosok yang mengejarnya dengan pakaian berwarna cerah dan hiasan
ulat bulu berwarna merah di bajunya. Sosok itupun sekarang terlihat lucu. Tidak
menyeramkan lagi.
“Lucu
ya,” kata Mama melihat gambar Rayga. Rayga pun tersenyum gembira melihat hantu
lucu tersebut. Rayga mengambar sosok hantu lucu tersebut lagi dan lagi dan
lagi.
Hari
pun berlalu dan malam kembali menyapa. “Rayga, kamu nonton apa, Sayang?” tanya
Mama melihat Rayga menonton Tivi.
“Rayga
nonton film kartun, Ma,” jawab Rayga. “Masih takut gak nonton film hantu?” tanya
Mama menyakinkan.
Rayga
pun menggeleng “Hantunya kan lucu, Ma”.
Mama
dan Rayga pun menonton film bersama. Melihat Rayga mulai menguap, Mama menyuruh
Rayga untuk tidur. “Rayga sudah ngantuk kan? Tidur di kamar saja ya, Ga,” saran
Mama. “Jangan lupa cuci kaki dan tangan. Jangan lupa baca doa sebelum tidur ya,”
Rayga mencuci tangan dan kaki nya lalu masuk ke kamarnya.
“Matikan
saja Ma. Rayga gak takut hantu lagi,” sahut Rayga sebelum tertidur. Mama
mematikan lampu dan menutup pintu kamar Rayga, membiarkan Rayga terlelap dalam
mimpinya.
Lagi, Rayga bermimpi hal yang sama. Rayga merasa aneh. Raya merasa diperhatikan. Benar, rupanya hantu itu kembali! Mata Rayga dan mata hantu tersebut beradu pandang. Rayga terdiam kehilangan suara. Hantu itu masih tinggi, tinggi, tegap, dengan bayangan hitamnya. Tadi ada sesuatu yang berbeda. Kali ini hidung hantu tersebut berwarna merah dan memakai baju lucu. Rayga tertawa. Hantu itu melihat tubuhnya dan menjerit “Arghhh!”. Hantu itu pun berlari.
Lagi, Rayga bermimpi hal yang sama. Rayga merasa aneh. Raya merasa diperhatikan. Benar, rupanya hantu itu kembali! Mata Rayga dan mata hantu tersebut beradu pandang. Rayga terdiam kehilangan suara. Hantu itu masih tinggi, tinggi, tegap, dengan bayangan hitamnya. Tadi ada sesuatu yang berbeda. Kali ini hidung hantu tersebut berwarna merah dan memakai baju lucu. Rayga tertawa. Hantu itu melihat tubuhnya dan menjerit “Arghhh!”. Hantu itu pun berlari.
Rayga
mengejarnya. “Jangan lari. Kamu lucu. Aku akan menangkapmu dan menunjukkanmu
pada Mama,” teriak Rayga. Tapi sosok tersebut menghilang dalam tawa Rayga. Rayga
mulai mengigaukan sosok tersebut, “Hantu yang lucu!” Rayga tertidur lelap dalam
petualangan mengejar hantu lucu.
No comments:
Post a Comment