Menjelang hari raya seperti
ini, saya tidak pernah sibuk menyiapkan amplop kecil untuk sepupu atau menukar
uang pecahan buat mereka (iya, sepupu saya banyakan bocah). Telepas dari betapa
meriah eforia menyambut hari raya, ada banyak alasan saya tidak melakukannya. Diantara
alasan tersebut adalah, kenapa uang tersebut difungsikan?
Alasan pertama saya adalah untuk memberikan uang adalah uang THR tersebut diambil si mamak untuk...entahlah. Mungkin untuk dibagi lagi pada para keponakan, ditabung dalam jangka waktu yang tidak ditentukan, atau alasan lainnya. Saya tidak menyalahkan. Anak kecil juga belum sepenuhnya paham konsep mata uang. Lagipula, setiap orang berbeda kepentingan. Tapi,secara pribadi, saya memilih untuk tidak sepaham dengan ini.
Alasan kedua, si anak pasti beli mainan. Ketika mendapat banyak THR, banyak jugalah mainan mereka. Saya senang mereka bahagia punya mainan baru. Tapi kenyataan di lapangan sedikit berbeda. Banyak dari para bocah ini yang justru jadi tidak belajar tanggung jawab. Baru beli mainan, rusak, merengek minta beli yang baru dengan alasan dia dapat banyak uang THR. Dan hanya dalam satu momen lebaran, tumpukan mainan baru bertambah segunung.
Alasan kedua, si anak pasti beli mainan. Ketika mendapat banyak THR, banyak jugalah mainan mereka. Saya senang mereka bahagia punya mainan baru. Tapi kenyataan di lapangan sedikit berbeda. Banyak dari para bocah ini yang justru jadi tidak belajar tanggung jawab. Baru beli mainan, rusak, merengek minta beli yang baru dengan alasan dia dapat banyak uang THR. Dan hanya dalam satu momen lebaran, tumpukan mainan baru bertambah segunung.
Apa yang saya lakukan untuk berpastisipasi dalam
eforia lebaran ini? THR buku. Saya memberikan buku kepada sepupu saya sebagai pengganti uang.
Harga buku mahal? Memang. Saya juga tidak
menyangkal hal tersebut. Maka, untuk THR buku ini harus disiapkan dari jauh-jauh
hari. Tak harus buku keluaran terbaru, ada banyak yang dijual dengan diskon
saat bazaar. Selain itu, di toko para pelapak buku lokal, ada banyak buku yang
dijual dengan harga miring. Jika buku baru masih terlalu mahal, saya biasanya
mengakalinya dengan membeli buku sekon layak baca. Pastikan saja kamu tidak
membeli buku bajakan.
Saya menyiapkan banyak stok buku anak di rumah. Ketika para sepupu
datang, saya tinggal bilang pada mereka, silahkan ambil mana yang kalian suka.
(Kalau jumlah mereka banyak, saya sesuaikan saja dengan jumlah stok buku yang ada. Satu anak
hanya mendapat satu atau dua buku misalnya). Untuk kriteria bukunya sendiri, saya menyesuaikan dengan umur sepupu saya. Semisal untuk anak berumur 6 tahun, saya memilih buku dengan halaman penuh warna dan teks yang sedikit.
Menjelang hari raya seperti ini, pelapak buku biasanya cenderung sepi.
Dan jelas lebih sepi dari mall. Lebih mudah mencari buku yang kamu inginkan. Harga
mulai dari 5k doang. Sama kan sama isi amplop THR. Atau biarkan mereka milih
koleksi buku kita (pastikan isi bukunya aman untuk dibaca).Mereka mungkin tidak
langsung membacanya hari itu juga, tapi buku jelas lebih bermanfaat buat
mereka.
Sederhana tapi sejauh ini, menurut saya ini efektif untuk membuat
anak-anak menyukai kegiatan membaca. Untuk kamu, yuk, galakkan literasi dari
lingkungan kita. Mari ciptakan generasi yang suka membaca. Membaca memperhalus
budi.
No comments:
Post a Comment